Sabtu, 28 Februari 2009


Berkarya buat bangsa? Heem, boro-boro berkarya....belajar aja males cooy! Nah...yang kayak gini nih, musti contoh om Sam yang gigih berjuang mempopulerkan nama Indonesia. Perjuangannya nggak sampe sebatas menuntut ilmu doank! Tapi, ia berani bertindak vokal mengusir penjajah sampai diasingkan. Pengen belajar sesuatu lagi dari HERO kita kali ini? Yuk...cap cusss!

Mempopulerkan Indonesia!

Guys, pada tau nggak...siapa yang mempopulerkan kata "Indonesia"? Yup, sosok HERO kita inilah, yang mempopulerkan pertama kali kata "Indonesia". Ia orang pertama yang menggunakan Indonesia sebagai nama perusahaannya, "Indonesia Assuransie Maatsxhappij" di Bandung tahun 1922. Bersama Douwes Dekker, ia mempopulerkan kata "Indonesia" dalam rapat akbar forum perjuangan kemerdekaan di tahun 1922. That's why, kata ini diresmikan oleh Soekarno-Hatta menjadi nama negara kita.

Ia juga menganalisa setiap peristiwa dari Samudera Atlantik sampai Samudera Pasifik. Semua ia tulis dalam buku "Indonesia in den Pasifik". Pemikiran yang justru baru menjadi trend di negara lain di tahun 50-an, padahal tuh buku udah ditulis tahun 30-an.

Majalah yang ia dirikan "Nationale Commentaren" menjadi bacaan wajib dan utama. Terbit perdana 8 Desember 1937, nih majalah tajam dan bernas. Bahkan, majalah inilah yang pertama memperingatkan dunia internasional akan ancaman PD II yang memang akhirnya jadi kenyataan.

But above all, warisan luhurnya adalah falsafah hidup"Sitou timou tumou tou" yang artinya, manusia dilahirkan untuk memanusiakan yang lainnya. Falsafah inilah yang melahirkan gerakan kebangsaan di Indonesia Timur. Bahkan, falsafah ini masih dipelihara sampai sekarang oleh orang-orang di Sulawesi sana.

Meninggal Dalam Pengasingan

Pernah denger pernyataan kayak gini, "kenapa yah...orang baek tuh matinya koq cepet?" hehehehe....Sayang disayang neh, HERO kita kali ini harus diasingkan oleh Belanda. Karna begitu vokalnya ia memprotes Belanda, Sam dibuang ke Irian Jaya. Pada tanggal 30 Juni 1949, Sam akhirnya meninggal di Jakarta sebagai tawanan. Jenazahnya dimakamkan di Tondano. HERO kita kali ini, boleh dibilang, mati berkalang tanah. Tapi keteladanannya, tak boleh kita biarkan aus gitu aja dimakan masa.

Guys...ini semua bisa kita jadiin contoh loh. Kalo jaman dulu penjajahan, semua masih serba minim, gak ada fasilitas yang canggih kaya' sekarang. Sam Ratulangi bisa mengukir prestasi. Nah....kita-kita harusnya lebih dong, tul nggak? So, kalo kamu baru kuliah aja udah ngerasa mumet, ngerjain tugas 'ma laporan kuliah kepala langsung nyut-nyutan 'en mau nyerah....ato kuliah nggak kelar-kelar karena skripsi terlalu sulit 'en nggak punya biaya. Coba tiru deh, semangat HERO kita ni. Kalo dia aja bisa, kenapa kita nggak? Bahkan nih...pengetahuannya, nggak dijadikan sebagai alat kebanggaan dan keuntungan diri, tapi dipkai untuk membangun bangsa. Gimana dengan kita, sang penerus Sam Ratulangi? [*/epha]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar